Puisi: Ibadah Doa Ia yang Kafir

Dari pikiran kopong.  Dan iman yang melompong kosong.  Tanya yang keronta oleh jawaban.  Kesal ya memengkak leher.  Melihat juga mendengar.  Khalayak tanpa busana.  Berjalan dengan kepala menengadah keatas.  Berdiri dengan congkak Bersuara dengan lantang  Tanpa ketakutan  Mati dan penderitaan hanya ilusi Ilusi dari siklus kehidupan.  Sampai satu masa...  Sukar dan sempit itu datang  Tak ada lagi kepala yang mendongak keatas Suara lantang itu mulai redup Kecongkakan runtuh melebur  Tidakkah hari-hari mendengar  Impiannya sebagai matahari  Namun saat itu ia malah menjauhi rotasi Bersembunyi dan membiarkan bintang lain mengganti Kelabu malam datang... Seseorang duduk bersimpuh Lengan yang merapat  Ditutup sujud  Dengan ucapan  Mantra yang dibalut sesal dan kalut Oh tidak-kah begitu naif "Bagiku untuk bersujud lalu memohon ampunan, Atas dosa yang berulang dilakukan"  "Nampaknya berbohong adalah ha...

Puisi: Intricatus

Intricatus



Ntahlah kenapa? 

Akhir-akhir ini pikiran sepertinya sibuk. 

Sibuk dengan ide-ide fiktif yang jelas-jelas aku sadar, itu hanya bersifat utopis. 

Hahhhhhh......... 

Eudaimoniaa.... sebuah isi yang bebicara tentang kedamaian, ketentraman dan kebahagian. 

diksi yang terlalu indah sebagai idea namun bias dalam kenyataan. 

Dan. Taukah engkau tuan, isi pikiranku selalu penuh dengan itu. 

Mataku kabur dan pikiranku buram dalam pengamalannya. 

Tak kala aku berfikir siapa perusaknya?. Aku, Alam ataukah sebuah takdir. 

Aku berfikir...

Katanya Mereka bilang aku manusia, dan mereka juga bilang aku berakal tak lupa mereka bilang aku adalah yang sempurna dari yang lainnya. 

Namun Aku ragu, kalau aku manusia tidaklah aku akan menggonggong seperti anjing ataupun serigala. 

Kalau aku memang berakal tak akan aku rusak rumah-rumah kalian yang berharga. 

Jikalau memang, aku sempurna tidaklah aku akan makan sisa-sisa beras yang kau punya.

Hahhhhh....

Ya ya ya Aku berfikir sekali lagi tuan, tapi kali ini berbeda. 

Aku biarkan jiwaku ikut serta dalam berfikir, dan... sekarang aku sadar siapa perusaknya. 

aku. aku sendiri hahahaha. 

Semakin ramaikan pikiranku tuan, dan mungkin lama-kelamaan, aku akan mengamini perkataanmu. 

Dimana kau bilang, ada masanya ketika kamu lebih mengetahui sesuatu secara mendalam. 

maka penderitaanmu-pun akan mengikuti kedalamannya. 

Tuan-pun bilang, dunia ini penuh Kegilaan dan sifat dionesia itu harus ada dan menjadi bagian dari diriku. 

Sehingga nantinya aku bisa bilang aku penguasa, hidup adalah penderitaan namun aku menikmatinya hahaha.

Aku, ya aku tak peduli dengan kalian wahai mahluk yang menderita, aku deklarasikan hari ini kau hidup dengan ketidakadilan dan kau.... Hanya dipersiapkan untuk kematian. 

Untuk menyembunyikan penderitaan itu kalian senantiasa berkhayal dan menciptakan sebuah pandangan yang indah. 

Bahkan bagiku kau adalah Apollonia dan kematianmu adalah keindahan bagiku, kau tak berguna kau membuat dunia sesak. 

Sekarang pergilah ke neraka biarku buat setiap tragedi menjadi komedi dan biarkan masa romantisme hidup lagi, aku penggeraknya dan kalian semua bonekanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis di Semenanjung Timur

PHILOGINIS