Puisi: Ibadah Doa Ia yang Kafir

Dari pikiran kopong.  Dan iman yang melompong kosong.  Tanya yang keronta oleh jawaban.  Kesal ya memengkak leher.  Melihat juga mendengar.  Khalayak tanpa busana.  Berjalan dengan kepala menengadah keatas.  Berdiri dengan congkak Bersuara dengan lantang  Tanpa ketakutan  Mati dan penderitaan hanya ilusi Ilusi dari siklus kehidupan.  Sampai satu masa...  Sukar dan sempit itu datang  Tak ada lagi kepala yang mendongak keatas Suara lantang itu mulai redup Kecongkakan runtuh melebur  Tidakkah hari-hari mendengar  Impiannya sebagai matahari  Namun saat itu ia malah menjauhi rotasi Bersembunyi dan membiarkan bintang lain mengganti Kelabu malam datang... Seseorang duduk bersimpuh Lengan yang merapat  Ditutup sujud  Dengan ucapan  Mantra yang dibalut sesal dan kalut Oh tidak-kah begitu naif "Bagiku untuk bersujud lalu memohon ampunan, Atas dosa yang berulang dilakukan"  "Nampaknya berbohong adalah ha...

PHILOGINIS

PHILOGINIS


Hari ini....

Diatas gunung yang tinggi 

Sejengkal di bawah dua Matahari 

Lirih diri dalam kertas yang usang.

Melihat putaran waktu dengan banyak harap sambil meratap

Daya masa melalap kala terlelap

Hilangkan citra sampai ke akar-akarnya

Akhir-akhir ini

Kelopak Mata terbelalak sampai selalu terjaga

Karena...

Tragedi, ironi peristiwa menguap sampai menggumpal diatas kepala

Hari ini

Diatas ketinggian yang tak pernah terkira

Dibawah lautan awan yang megah

Lihat.....ada burung yang patah sayapnya

Terpontang-panting menabrak batu

Terkatung-katung sambil berteriak

Entahlah karena kesakitan atau memang ia menikmati itu

Tak ada tafsir bahkan dalil-dalil baku

Karena darah dipelipir batu itu berikan arti rancu

Diatas atap langit dengan desiran angin yang kencang ini

Trus berkelana dengan congkak

Menolak menoleh kebelakang Karena untuk apa?

Jangan mencari dan janganlah beritahu siapapun jejak ini

Biarkan remah-remah nasi

Menuntun lutut untuk lari

Memberi pertanda perjalanan panjang ini belum usai

Berikan peringatan bahwa mungkin saja menjadi tawanan bandit-bandit liar

Hal yang buruk lagi

Bahwa perjalanan ini selesai

Lalu....

Berdalih,sudah sangat tinggi sekarang................................................................................................................................................................................Suaranya hilang!!!.................................................................................................................

Aku tak tau ia kemana namun aku rasa ia hilang meninggalkan kita untuk selama-lamanya

..................................................................................................................................................................................................................









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis di Semenanjung Timur

Puisi: Intricatus