Jalan Terjal Untuk Rumah: Bagian I (Antara Manusia, Pertentangan dan Perang)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bagian I
Antara Manusia, Pertentangan dan Perang
Disuatu
malam…
Dengan
keheningan membenamkan raga di dalam tidur yang dalam
Dikasur
reot aku tidur dengan suara decit yang semakin lama membuat irama
Lama…lama…kantuk
itu semakin meradang, siap menghatarkan ku pada gambaran semu penuh intrik dan
imajinasi
“tolong
hantarkanku pada mimpi yang indah”
“kalau
tidak ajari aku tentang arti bahagia”
Dengan
ini aku sampai…
Sampai
pada mimpi dimana aku hidup penuh hangat dan cita,
Aku
tak bisa jelaskan hanya lewat kata atau bahasa tapi sungguh didalamnya aku tak
melihat pisau-pisau yang runcing, berhala-berhala menjulang tinggi maupun
gabah, beras sampai gandum yang tersembunyi.
Dalam
mimpi itu…
Aku
melihat orang-orang saling tegur sapa sembari memukul pundak, tertawa dan
memberi doa
“hati-hati
dijalan, mudah-mudahan tuhan berikan rezeki padamu hari ini”
Makan
bersama dipekarangan rumah bahkan sampai pelipir jalan, setiap orang membawa
lauk yang berbeda, dari ikan, ayam dan sayur mayur, mereka makan bersama
beralaskan pelepah daun pisang, sederhana memang akan tetapi mengapa hati ini
terenyuh melihatnya.
Disisi
lain dalam mimpi aku melihat
Orang
bertikai tak ada gaduh ataupun lengkingan pita suara
Suara
itu keluar dengan lembut lalu ditutup dengan candaan atau tidak, senyuman
Anak-anak
sebayaku bermain berlarian kesana-kemari, beteriak sampai tertawa dengan lepas
Aneh…
Karena
setiap melewati perempuan dan laki-laki dewasa, mereka menyebutkan dengan
istilah yang sama yaitu ayah dan ibu.
Sampai
akhirnya aku paham
Paham
bahwa anak adalah tanggung jawab mereka
Tidak
perduli darah atau keturun siapa
Anak
memanglah perlu dianggap harta kepemilikan semuanya
Para
petani, peternak, dan buruh
Bersuka
ria atas keringat lelahnya itu
Keringat
penuh harap agar bisa menopang keluarga
Mereka
tertawa… melompat-lompat kegirangan
Karena
akhirnya mereka bisa makan untuk bulan-bulan kedepan.
Fajar
telah terbit
Beranjak
pergi dari ranjang lalu mandi
Segelas
kopi pahit untuk pagi ini
Duduk
diteras dengan bising rilih
Lirih
yang keluar dari tenggorakan dan perut manusia.
Kopi
hari ini selalu sama
Menggabarkan
penderitaan diatas permukaanya
Menggabarkan
tragedi yang mengendap bak ampas.
Aromanya
kecut
Rasanya-pun
seadanya
Mungkin
sedikit saja rasa ikhlas tanpa penindasan membuat kopinya akan sedikit berubah
Atau
mungkin sedikit saja cinta kasih tanpa ketakutan membuatnya lebih enak.
Mentari
hari ini sangat terik
Tidur
diaspal tanpa alas sepertinya nyaman
Atau
tidak berjalan puluhan kilo, tanpa makan membuat kita berumur Panjang
Satu
lembar uang hari ini langka
Ia
bisa mengundang serigala untuk datang ditengah kawanan domba
Ia
juga bisa membuat orang alim menjadi pelacur
Pelacur
yang dengan bangganya ia tuhankan dunia.
Sudah
cukup duduk hari ini
Berjalan-jalan
ditengah kota
Dan
cukup aku melihat pemandangan indah ini
Mata
dan telingaku sakit…
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar